Senin, 21 Februari 2011

masa kecil cahaya

UNTUK KITA RENUNGKAN


Saat kau berumur satu tahun
Kau sakit dan menangis semalaman
Orang tuamula yang terjaga dengan penuh kekawatiran

Saat kau berumur dua tahun
Kau di belikan  pensil warna
Dan dengan gembirannya kau mencorat-coret tembok
Orang tuamu hanya tersenyum melihatnya

Saat kau empat tahun
Kau mendapat sepeda baru dari orang tuamu
Dengan setia nya mereka membimbingmu mengayuh sepeda

Saat kau enam tahun
Kau masuk SD, segala biaya dipertaruhkan untukmu
Untuk mendapatkan yang terbaik

Saat kau sepuluh tahun
Dengan segala keruwetan tingkah remaja mu
Mereka dengan telaten membimbingmu

Saat kau dua belas tahun
Orang tuamu membutuhkan mu untuk dirumah
Kamu mulai asyik dengan temanmu

Saat kau enam belas tahun
Susah payah mereka membelikanmu sepeda motor
Tapi di saat perlu engkau malah pergi menjauh

Saat tujuh belas tahun
Orang tuamu ingin sekedar ngobrol masuk kekamarmu
Malah engkau menutup pintu

Saat kau delapan belas tahun
Dengan segala biaya, kau masuk keperguruan tinggi
Hari pertama masuk orang tuamu mengantarkanmu
Tapi kau meminta menunggu dipintu gerbang karena malu

Saat kau dua puluh tahun
Orang tuamu membutuhkanmu
Kau mala bilang” aku sibuk” dengan pekerjaan ku



Saat kau dua puluh lima tahun
Kau menikah dengan calon pujaanmu
Segala usaha dan dana diberikan kepadamu
Tapi kau malah pergi keluar kota setelah menikah

Saat kau tiga puluh tahun
Kau punya anak
Dan orang tuamu menunjukan cara merawatnya
Kau malah bilang ” cara itu sudah kuno”

Saat kau tiga puluh lima tahun
Orang tuamu ingin bersamamu
Kau malah sibuk membaca” bahaya orang tua tinggal bersamamu”

Hingggggaaaaa
Kau dengar kabar orang tuamu telah tiada meninggalkanmu
Bagai palu godam menghantam dadamu
Sudahkah aku berbakti padannya….
Semogah ALLAH SWT mengampuniku karena Dia maha pengampun……….

Kamis, 10 Februari 2011

HIDUP ITU UNTUK BERSUKUR

by Agus Luthfi, S.Pd
               SUKUR. Hanya satu kata, dua suku kata dan hanya lima hurup, tapi jangan meyepelekan kata itu. Meskipun hanya satu kata ternyata sering sekali terlupa. Saya yang telah diberi kehidupan tanpa biaya oleh Yang Maha Segalanya selama lebih kurang 35 tahun sering lupa mengucapkan kata itu. Apa yang saya raih,nikmat yang tiada tara ternyata sering lupa mengucapkan sukur.
               Betapa naifnya, betapa sombongnya  diri ini, tiada pernah bersukur kepada sang pemberi semua hal dengan gratis. 
                Ya Alloh Ya Robb, ampuni diri ini dengan segala sombong dan semua dosa diri ini. Sering lupa sering tidak bersukur dengan apa yang telah engkau beri.